Contents

Posted by : Unknown Sabtu, 27 Mei 2017

#Post 3


Beri Berkah pada dunia ajib ini
] Vol. 1 Ah dewi gak guna ku

        ]] BAB II – Ambil Harta-Karun (CD) ini dengan tangan kanan






Bagian 1



“Eh, aku mau tanya, gimana kalian belajar skill?”

Sehari setelah melawan kodok.

Kami makan siang di kedai guild.

Di depanku ada si dompet tepos Megumin yang gak bisa makan layak sebelum ketemu kami dan sedang fokus makan. terus Aqua yang manggil – manggil pelayan buat nambah lagi.

Nafsu makan mereka kegedean buat ukuran cewek.

… 2 gadis dan 1 pria tetep tim harem sih, tapi kok gak ada feminim – feminimnya yah?…

Megumin mendongak saat memegang garpu dan berkata:

“belajar skill? mudah, lihatlah kartumu terus pilih kolom ‘skill yang dapat dipelajari’… oh iya, job Kazuma kan ‘adventurer’. Untuk job kelas dasar, kau butuh orang untuk mengajarimu skill. Kau harus melihat teknik penggunaannya dan bertanya kepada yang mengajarimu bagaimana cara gunainnya. Saat ‘skill yang dapat dipelajari’ muncul, dan kau mempelajarinya dengan menggunakan skill point.”

Pahamlah.

Kuingat mbak kasir pernah bilang job ‘adventurer’ bisa belajar skill apapun.

Kalau begitu...

“...jadi kalau megumin mau ngajarin, aku juga bakal bisa ‘Explosion’?”

“itu benar!!”

“woah!”

Megumin bereaksi hebat pas denger basa-basiku.

“itu benar, kazuma! Mungkin skill point yang kau butuhkan banyak gila, tapi ‘adventurer’ adalah satu – satunya job selain arch wizard yang bisa ‘explosion’. Aku akan mengajarimu jika kau mau. Atau lebih tepatnya, tak ada satupun skill di dunia ini yang layak dipelajari selain jalan ledakan ini kan? Kemarilah, mari kita daki tebing ledakan ini bersama – sama!”

Mukamu kedeketan.

“bentar, santai loli! Skill point-ku cuman 3, gak mungkin aku bisa belajar sekarang kan?”

“lo, loli...?”

Megumin kelewat semangat untuk bicara kayak orang waras, jadi aku memilih bertanya ke aqua.

“kalo ‘adventurer’ pengen belajar sihir ledakan, skill Point 20 atau berapalah gak bakal cukup. Palingan lu kudu latian satu – dua dekade baru gunain semua skill point-mu biar cukup.”

“sabar amat!”

“fu.. loli.. sial..”

Megumin terdiam dengan panggilan lolinya, kini ia hanya menggigit nasi bungkusnya dengan kesal. Tapi bagusnya jobku- job ini bisa belajar skill apapun. Pastinya aku pengen belajar banyak skill.

“eh, aqua, harunya kau punya skill bagus kan? Ada yang gampang gak? Baiknya sih yang hemat SP trus berguna”

[TL note, SP = Skill point]

Aqua terdiam sejenak sembari memegang cangkir penuh airnya.

“... ah mau gimana lagi- tapi aku bakal ngingetin, skill-ku kelewat warbyazah! Sebenernya gak bisa diturunin sembarangan!”

Nih orang sombong amat, Kok kesel yah? Tapi bakal aku tahan karena aku yang minta bantuan.

Aku menurut dan mengangguk lalu menyimak setiap gerakan aqua.

“yah, liatin nih cangkir. Taruh di kepala, jangan sampe jatoh. Nih cobain”

Sebenarnya malu – maluin karena ini di tempat umum, tapi aku masih meniru aqua dan meletakkan sebuah cangkir di kepala.

Lalu aqua mengambil beberapa benih dan meletakkannya di meja.

“sekarang gunain jari lu buat ngelempar nih biji ke cangkir, harus langsung berhasil. Lalu bakal ada kejadian luar biasa! Benih bakal nyerap air dan tumbuh...!-”

“sapa yang minta ajarin trik pesta dewi sedeng!”

“eh-?”

Aqua gabung kesel berjamaah bareng megumin karena alasan gak penting dan maenan biji di meja.

Aku gak ngerti kenapa nih orang langsung nge-down gini, tapi bisa gak turunin dulu cangkir di kepalamu itu? Banyak yang ngeliatin loh.

“Hahaha! Lucu ah, eh, kamukan party yang pengen diikutin sama darkness, kalo pengen skill berguna gimana kalo skill ‘thief’?”

Seseorang bergabung tiba – tiba.

Kutolehkan wajahku dan kulihat dua wanita yang duduk di bangku sebelah.

Yang tadi bicara adalah perempuan dengan armor kulit ringan.

Dia memiliki sedikit bekas luka di pipi dan nampak seperti anak jalanan. Ia gadis dengan rambut perak dan kepribadian cerah.

Dan disampingnya adalah si cantik jelita berambut pirang penuh plat baja.

Si elok yang terlihat sulit didekati....

Betul, si kesatria wanita yang ingin bergabung kemarin.

Gadis penyamun disisinya harusnya setahun dua tahun lebih muda dariku.

“erm, skill thief? Seperti apa itu?”

Wanita yang terlihat seperti pencuri itu menjawab dengan riang :

“pertanyaan bagus. Skill thief itu sangat berguna- seperti ‘disarm traps’, ‘detect enemy’, ‘hide’, ‘steal’, semuanya teknik yang pantas dipelajari. Pekerjaanmu kelas dasar kan? Skill penyamun tak butuh banyak poin, jadi keren kan? Gimana gimana? Aku akan mengajarimu jika ada segelas anggur merah!”

Murah coy!

Mungkin itu pemikiranku, tapi kalo dipikir-pikir dia gak ilang apa – apa juga sih kalo ngajarin.

Dan aku bisa minta bantuan thief lain kalo aku sangat membutuhkannya.

“wokeh, mohon bantuannya mbak yu! Permisi~ anggur merah dingin buat mbak ini segelas!”


Bagian 2



“aku akan memperkenalkan diriku. Aku chris. Seperti yang bisa kau lihat, aku ‘thief’. Dan mbak – mbak cemberut ini darkness. Udah ketemu kemarin kan? Dia ‘crusader’ dan harusnya skill-nya tak cocok untukmu.”

“hai! aku kazuma. Senang bertemu denganmu, chris!”

gang belakang guild.

Chris, Darkness dan Aku berdiri di tempat sepi terbuka ini.

Btw si dua bocah masih ngerajuk di meja sampe sekarang, jadi aku tinggal aja.

“baiklah, kita akan awali dengan ‘detect enemy’ atau deteksi musuh dan ‘hide’ yang sama juga disebut sembunyi. Lain waktu kita coba ‘disarm traps’, karena trap atau jebakan jarang ada di tempat umum. Hey... darkness tolong menghadap sana sebentar yah...”

“...hmmm?... baik.”

Darkness berbalik seperti arahan.

Lalu, chris berjalan ke tong terdekat dan hanya setengah masuk.

Aku gak ngerti nih anak main apaan, tapi dia nimpuk darkness pake batu trus ngibrit kedalem tong kayu.

“...”

Ini skill ‘hide’?

Darkness yang ketimpuk jalan kearah satu – satunya tong di sekitar.

“musuh terdeteksi... musuh terdeteksi... eh si darkness marah beneran! Neh, darkness? Kamu ngertikan aku cuma ngajarin si kazuma? Ampun ampun, gimana lagi kan? Ampun ahhhhhh, stop ahhhh!!”

Tong tempatnya bersembunyi terdorong jatuh sementara chris berteriak saat tong itu guling – guling di tanah.

... ini beneran caranya belajar skill?...

“baiklah, sekarang kita coba skill yang paling aku rekomen, ‘steal’. Ini skill buat nyolong satu item milik target, bisa apa aja. Mungkin senjata di tangan, dompet di saku, pokoknya satu barang milik lawan. Kemungkinan berhasil tergantung status ‘luck’-mu. Bisa aja kamu ngambil senjata atau harta dari musuh kuat terus lari, skill keren buat situasi apa aja.”

Pas chris selesai pusingnya, dia menjelaskan ‘steal’ kepadaku.

Nge-steal kedengerannya emang berguna.

Dan itu tergantung ‘luck’, jadi satu – satunya status tinggiku bakal ada gunanya.

“aku akan nyontohin dengan kamu sebagai sasarannya! siap, ‘Steal’!”

Chris berseru saat tangannya ia dorong kedepan, dan sebuah benda kecil muncul di tangannya.

Itukan...

“Ah! Dompetku!”

benda yang membawa seluruh kekayaanku, dompet kering tepos yang menyedihkan.

“oh! Jackpot! Begitulah. Yah tentu akan kukembalikan dompetnya...”

Chris tersenyum licik saat hendak mengembalikan dompetku.

“... neh, gimana kalo taruhan? Coba pelajari ‘steal’ sekarang. Lalu aku akan biarin kamu nyuri satu barang dari aku. Aku tak akan mengeluh kalau dompet atau senjataku hilang. Nih dompet keteposan, jadi senjata atau dompetku pastinya jauh lebih mahal. Maksudku kita bakal saling ngambil hasil ‘steal’ kita... gimana gimana? Mau nyoba?”

Orang ini tiba – tiba mengatakan hal menarik.

Kalo dipikir – pikir.

‘luck’ atau keberuntunganku kan gede gila...

Aku bisa nge-steal satu barang lawan...

Jadi harusnya aku bakal dapet satu benda bahkan jika skillnya gagal.

... coba aja lah.

Pertaruhan tanpa pikir panjang layaknya seorang petualang sejati, ini nih yang aku tunggu – tunggu.

Bener, akhirnya aku ngalamin hal yang ada petualang – petualangnya gitu di dunia ini!

Kulihat kartuku yang kini menunjukkan kotak skill yang dapat dipelajari.

Kusentuh dan muncullah 4 skill tersedia.

‘detect enemy’ 1 poin,

‘hide’ 1 poin,

‘steal’ 1 poin,

‘kecantikan alami’ 5 poin.

... ‘kecantikan alami’? trik pesta ngelempar benih ke cangkir itu?

Trik gituan namanya bagus amat! Eh? Mahal amat!

[TL note : ‘kecantikan alami’, ‘beauties of nature’ atau ‘kachou fuugetsu’ dalam bahasa lain]

Trik pesta mungkin baik di entah sisi mana, tapi aku lebih memilih ‘steal’, ‘detect enemy’, dan ‘hide’.

Kugunakan seluruh SP-ku sehingga itu menjadi nol.

Oh pahamlah, jadi gitu cara belajar skill.

“aku sudah belajar skill-nya. Kuterima tantanganmu! Jangan nangis apa aja yang aku ambil!”

Kuacungkan tangan kananku saat aku berseru, namun chris hanya tersenyum tanpa takut.

“keren! Aku suka orang yang main adil! Baiklah, emang apa yang bisa kau curi? Hadiah spesialnya adalah dompetku. Grand prize-nya adalah belati sihir ini! Senjata ini berharga 400.000 eris! Hadiah hiburannya adalah batu yang kulempar ke darkness ini!”

“ahhh! Curang oy! Make cara itu!”

Aku protes keras pas liat batu yang digenggam chris.

Tadinya aku heran kok ia pede bener, jadi ini alasannya!

Jika ia punya banyak sampah, kemungkinan benda penting hilang menurun, ini semacam pelindung dari ‘thief’.

“dompet ini bayaran pelajaranku. Seperti yang kamu tau, tak ada skill terhebat. Kau sudah belajar hal keren kan? Sekarang cobalah!”

Sial aku ditipu!

Melihat chris tertawa lebar, aku merasa bodoh karena terkena trik macam ini.

Ini bukan Indonesia, tapi dunia dimana anjing makan anjing.

Kesalahan berada pada mereka yang cukup naif untuk dibohongi.

Tapi seenggaknya ada kesempatan menang atau kalah, bukan jaminan gagal.

“wokeh, liat nih! Keberuntunganku selalu bagus! ‘Sutiiru’!!!”

Saat ku menyeru, tangan kanan ini memegang sesuatu.

Bukankah ia bilang kemungkinan berhasil tergantung status ‘luck’? berhasil pada percobaan pertama, keberuntunganku gal jelek – jelek amat.

Kubuka tanganku dan kulirik isinya...

“... apaan nih?”

Ini potongan kain putih.

Kuregang dan kuangkat dengan kedua tangan kearah matahari untuk melihatnya dengan jelas...

“asek~ grand prize coy, ini beneran jacpot!”

“no~! Balikin CD-ku!”

Chris menarik roknya sementara ia menjerit dengan linang air mata.


Bagian 3



Setelah mempelajari skill baru diatas, aku kembali ke guild yang kini tengah ramai.

“Aqua-sama, sekali lagi! Aku mau bayar, aku bakal bayar, tolong ulangin ‘kacchou fuugetsu’-nya”

“bodoh, nona aqua lebih memilih makanan daripada uang! Baiklah, nona besar, aku akan mentraktirmu nanti, jadi tolong ulangi ‘kecantikan alami’mu~!”

untuk beberapa alasan, sekarang banyak kerumunan massa disekeliling aqua yang kelihatannya terganggu.

“pertunjukkan bakat bukanlah hal yang bisa diberikan saat diminta! Seorang pria terkenal pernah mengatakan bahwa lelucon lucu hanya bisa diceritakan sekali. Kalo lu, ngelakuin trik sama ulang – ulang cuman gegara ngetren berarti lu pesulap kelas tiga! Aku bukan pesulap, jadi aku gak bakal minta uang buat permainanku! Ini harusnya watak dasar dari seniman bakat. Dan aku gak mainin kecantikan alami buat diliatin- Ah! Kazuma lu balik juga, ini semua gara – gara lu tadi... btw nih orang siapa?”

Aqua nerobos kerumunan dengan kesal dan heran dengan si tukang nangis chris di sampingku.

Sebelum aku sempet jelasin, darkness menjawab:

“pantsu-nya chris di colong kazuma trus uangnya dirampas semua. Itu kenapa dia sekarang sesenggukan”

Karena chris mau bayar berapapun pas dia minta CD-nya dibalikin, jadi aku tanya balik, kira – kira seberapa berharga nih CD?

[TL note : CD = Celana Dalem]

Tapi aku tambahin kalo harganya gak muasin, ya bakal aku bikin pusaka keluarga nih pantsu.

Akhirnya, dia ngasih dompetnya dan dompetku, jadi aku setuju, sebenernya gitu sih. Tapi kok ngomongnya darkness kayak rada’ gimana gitu.

Aqua dan megumin kaget pas denger ucapan darkness. Tatapannya membuatku ngerasa aneh, chris memasang wajah rajuknya dan angkat bicara :

“kalo aku dilucuti di depan publik mana bisa aku gak nangis! Baiklah, darkness. Maaf, tapi aku udah milih ikut party yang mau ke dungeon! Aku gak punya uang abis CD-ku di sandra.”

“eh, bentaran. Semua cewek petualang kecuali Aqua sama megumin mulai jadi horor loh, tolong jangan ngomong lagi, plis.”

Petualang perempuan disekitar keliatannya ikut denger.

Ngeliat aku canggung di bawah tatapan es cewek guild, chris ketawa seneng.

“serangan balik segini tak berlebihan kan? Okelah, aku akan kembali saat dapat sedikit uang, jadi bersenang – senanglah pas aku tak ada, Darkness! Aku akan nyari di papan quest yang ada!”

Chris berlari ke papan perekrutan setelah itu.

“erm, kamu gak ikutan sama dia darkness?”

Darkness duduk disampingku begitu santainya sampai aku reflek tanya.

“... yah, orang dengan kelas penjaga sepertiku bisa ketemu dimana aja. ‘thief’ penting untuk party penjelajah dungeon, tapi gak begitu populer dengan yang lainnya. Sekarang banyak tim yang mau merekrutnya.”

Pahamlah, Aqua pernah bilang archpriest itu langka dan semua party mau mengajaknya, jadi perlakuan untuk setiap job berbeda – beda.

Beberapa saat kemudian, chris menemukan grup baru dan pergi dari guild bersama beberapa petualang.

Chris melambai kearah kami sebelum pergi.

“udah sore loh, chris dan partynya mau pergi ke dungeon sekarang?”

“waktu paling pas buat masuk dungeon itu pas pagi buta. Jadi kebanyakan orang akan pergi sehari sebelumnya, trus kemah. Bahkan ada pedagang yang target pemasarannya mereka. bagaimana? Kau sudah belajar skillnya?”

Mendengar perkataan megumin, aku senyum pede.

“hmmp, pengen nyoba? Nih, ‘steal’!”

Aku berseru dan menunjuk megumin dengan tangan kananku, dan mendapat sebuah kain hitam.

Tepat, CD lagi.

“... apa ini? Pas status dan levelmu ningkat, kau ganti kerja dari petualang jadi orang-cabul yah? Erm... di bawah terasa berangin, tolong kembalikan barangku...”



“a, aneh? Kukira skill ini mengambil barang secara acak.”

Aku gelagapan pas balikin nih CD karena mata cewek disekitar mulai horor. tiba – tiba ada orang mukul meja.

Ternyata darkness.

Matanya berkilauan untuk beberapa alasan...

“ternyata aku benar! Ngelucuti CD cewek pas sekitaran rame, kamu emang yang paling bejat...! tolong...! biarkan aku bergabung partymu!”

“gak ah”

“Hmm..? eh...!”

Wajah darkness memerah sementara tubuhnya bergetar saat ia mendengar tolakan mentahku.

Gimana nih. Aku sih gak gitu yakin, tapi nih ksatria cewek mestinya miring juga.

Aqua dan Megumin nampak ingin tahu tentang Darkness...

“Neh, siapa nih cewek kazuma? Apa dia yang ngelamar kemaren pas aku sama megumin mandi?”

“tunggu, dia ini ‘Crusader’. Gak ada alasan buat nolak dia kan?”

Si dua bocah mulai ngomong sendiri saat melihati darkness.

Bahaya... padahal kemarin aku sudah menolaknya.

Aku gak pengen si dua bocah ketemu darkness...

... wokeh, aku harus gunain cara itu.

“darkness, mungkin kami terlihat seperti ini, namun kami serius ingin meruntuhkan raja iblis.”

Pinggirkan dulu masalah Aqua yang ingin pulang ke Surga, sebenernya aku udah nyerah sama tujuan itu pas ngerti segila apa nih dunia, bahkan matiin kodok aja susahnya minta ampun.

Megumin yang belum pernah mendengar ini terlihat kaget, tapi abaikan.

Gak, bentar. Ini bisa jadi kesempatan emas.

“itu benar, dengarkan aku juga megumin. Aqua dan aku akan menjatuhkan sang Raja iblis entah bagaimanapun caranya. Itu mimpi kami sebagai petualang. Lalu, pastinya petualangan ini akan semakin berat. Terutama untukmu darkness, sebagai kesatria wanita, kau akan merasakan ‘itu’ kalau kau tertangkap.”

“tepat! Semenjak zaman dahulu kala, dilecehkan oleh sang raja iblis adalah tugas kami para kesatria wanita! Itu saja sudah cukup menjadi alasanku!!”

“eh.. apaan?”

“huh?... apaan? Aku salah ngomong yah?”

Persetujuan kuat darkness membuatku terpekik kaget.

...ter, terserah, kan kuurus nanti.

“dengarkan juga, megumin, lawan kita sang raja iblis. Kami berencana melawan mahluk puncak terkuat didunia ini, jadi jangan paksakan dirimu di party in...”

Aku belom selesai oy.

Megumin membuang duduknya dan berdiri.

Ia kibarkan jubahnya dan :

“megumin namaku!!, penyihir tertinggi dalam klan iblis merah, Sang penguasa sihir ledakan! Mengabaikan diri ini dan menyebut diri sendiri mahluk terkuat! Hancurlah dengan sihir terkeji ini kau raja iblis!!”

Dengan perhatian seisi guil tertuju padanya, Si Alay membuat deklarasi Chuuni

[Chuuni / Chuunibyou : anggap aja bocah alay, penjelasan panjang. Jadi bakal penulis taruh di belakang coy]

Nih orang udah sedeng juga. jangan masang muka sok – sokan kaya gitu oy.

Gak, sial. Dua cewek gendeng ini bikin suasananya tegang...

“... neh kazuma, kazuma...”

Pas kepalaku loyo jatuh kebawah, aqua menarik lenganku.

“aku kok takut yah pas kazuma ngomong gitu. Gak ada cara lain apa bua ngalahin si raja iblis?”

... harusnya yang semangat elu karena inikan tujuan lu..

... tepat pada saat itu.

“quest darurat! Quest darurat! Seluruh petualang di kota, dimohon langsung berkumpul di guild! Diulangi, quest darurat! Quest darurat! Seluruh petualang di kota, dimohon langsung berkumpul di guild!”

Siaran keras bisa terdengar di seluruh penjuru kota.

Mungkin disebarkan lewat sihir.

“hey, apa quest daruratnya? Apa ada monster menyerang?”

Aku sedikit tegang, tapi darkness dan megumin terlihat gembira. Darkness menjawab dengan senang :

“... umh, mungkin itu panen kubis. Ini sudah musimnya.”

...

“huh? Kubis? Apa itu semacam monster?”

Setelah menyatakan pemikiranku, megumin dan darkness entah kenapa melihatku kasihan.

“kubis itu sesuatu yang bulat, hijau dan bisa dimakan.”

“rasanya renyah dan segar, sayuran yang enak.”

“gituan aku juga tau! Trus ini ada apa? Katanya ada quest darurat, jadi petani butuh bantuan petualang?”

Mungkin aneh untuk mantan kuli bangunan bilang gini, tapi aku kesini gak ada niatan jadi petani.

“ahh... kazuma palingan gak ngerti, sini aku bilangin, kubis di dunia ini nih...”

Sikap Aqua seperti meminta maaf saat hendak menjelaskan padaku sesuatu, namun tiba – tiba pegawai guild memotongnya dan menjelaskan ke seluruh petualang di guild.

“maaf karena pemberitahuan kilat yang mengagetkan! Kukira semuanya sudah tahu pengumumannya dikarenakan kubis! Ini waktunya panen tahunan! Mutu kubis tahun ini sangat tinggi, harganya 10.000 persatuan! Penduduk sudah dievakuasi. Jadi tolong panen kubis sebanyak – banyaknya dan masukkan kesini! Tolong berhati – hatilah dan terluka oleh serangan manta- kubis! Juga, karena jumlah bounty dan orang yang banyak, maka hadiah akan diberikan beberapa hari yang akan datang!”

... nih mbak ngomong apaan?

Sorak sorai memenuhi daerah luar guild.

Aku gak tau apa yang terjadi, jadi aku menyelip diantara kerumunan diluar untuk melihat. Banyak ijo – ijo di seluruh kota.

Pas aku kaku gara – gara pemandangan konyol di mata, aqua kesampingku menyambung penjelasannya :

“Kubis di dunia ini bisa terbang. Pas mereka matang saat musim panen, mereka terbang ke kota, dataran, benua, dan samudra, gak pengen dimakan. Karena itu, kita kudu nangkep kubis sebanyak – banyaknya waktu si kubis masih enak dimakan.”

“bisa gak aku pulang trus tidur gitu?”

Sementara aku ngomong sendiri, para petualang pemberani menyerbu dalam semangat membara.

Mereka pasti orang – orang dengan jiwa membara yang keinspirasi kubis teguh yang ingin hidup sebisa mungkin.

Kala aku memadangi para petualang yang bersemangat menangkap kubis, ku berdo’a.

... dosa apa yang telah kuperbuat hingga aku harus bertarung dengan kubis...

... pengen pulang ke indo.


Bagian 4



Kucicipi tumis kubis yang dijual di sini.

“kenapa kubis bisa seenak ini. Gak ngerti loh, gak paham loh.”

Quest berakhir dan seisi kota mulai menyajikan hidangan kubis.

Untungnya sih gede, jadi aku ikutan quest juga akhirnya, tapi kok ada nyesel – nyeselnya yah?

Aku gak ke dunia ini karena pengen perang sama kubis.

“lu ahli bener, darkness! Lu Beneran ‘Crusader’! Kubis – kubis itu gak bisa ngalahin pertahanan tembok besi-mu gimanapun caranya.”

“gak ah, aku tidak melakukan apa – apa, satu – satunya kehebatanku hanyalah menebengi orang lain... serangan megumin hebat banget. Kamu bisa ngeledakin seluruh monster yang ngejar kubis ke kota. Semua petualang kaget loh.”

“kuku, takkan pernah ada satupun mahluk yang dapat menghentikan mantra ‘explosion’ ku.... tapi kazuma adalah yang paling aktif. Dia mengangkatku setelah aku roboh.”

“...yah, saat aku kena kepung monster dan kubis, kazuma muncul dan nangkep semua kubis yang nyerang, makasih udah nyelametin.”

“betul, menghilang dengan ‘hide’, menebak pergerakan kubis dengan ‘detect enemy’, lalu serangan kejutan dari belakang dengan ‘steal’. Itu seperti seorang assassin mematikan.”

Aqua akhirnya selesai makan dan menaruh piringnya di meja dengan santai.

Si dewi gak guna yang kejar – kejaran bareng kubis tanpa mikir selain gak ngelakuin apa – apa ngusap mulutnya lalu menyambung kalimat :

“kazuma... dengan kekuasaanku, lu aku kasih julukan ‘penyamun kubis anggun’.”

“mingkem! Siapa yang mau julukan gendeng kayak gitu! Ah... ampun dah, kok hidupku gini – gini amat yah.”

Kurangkul kepalaku dan mengistirahatkannya di meja.

Berat coy.

“baiklah... aku darkness, ‘Crusader’. Harusnya, senjataku pedang dua tangan, tapi tolong jangan terlalu mengandalkanku. Tanganku kikuk banget biasanya meleset terus. Tapi aku hebat kalo jadi penahan, jadi mohon bantuannya.”

Benar, kini kami dapat satu lagi kolega secara resmi.

Aqua tersenyum kalem, dia terlihat puas.

“... hmmp, nih party jadi hebat. Aku pendeta suci, megumin penyihir tertinggi. Dan kini kita memiliki barisan depan spesialis penahan, kesatria salib darkness. 3 dari 4 anggota party punya job kelas atas itu jarang loh, kazuma! Ngerti gak lu itu beruntung bener! Lu kudu banyak – banyak bersyukur ok?”

Penyihir sehari sekali, barisan depan gak bisa mukul, pendeta somplak sial permanen dan gak ada gunanya!

Pas quest kubis, Darkness, Aqua, dan Megumin rukun bareng, jadi mereka ngajak darkness gabung.

Kalo dia normal aku gak bakal nolak.

Lagian dia kelewatan Cantik sih.

Tapi nih orang gak bisa mukul sedikitpun.

Padahal daya tariknya gede gila.

Dia make semua SP-nya ke skill defensif, jadi skill normal seperti ‘2-hand sword’ atau skill yang bisa naikin kemampuan pedangnya dia abaikan.

Penampilannya jelita tapi ‘cool’ gitu, sayang bener.

Dan, nih crusader seneng nyerang ketengah kumpulan monster untuk alasan yang gak penting.

Sebagai crusader yang melindungi orang lemah, memiliki keinginan untuk selalu menyelamatkan itu bagus...

“ugh... ah, rasanya dikasarin sama kubis dan monster gak bisa aku tolak... aku satu – satunya barisan depan di party ini, jadi jangan ditahan, pake aku sebagai tameng atau umpan. Kalo perlu, tumbalin aja aku... hmmm! Ba-bayangin gitu aja udah bikin aku gemeteran...!”

Wajah darkness memerah kala ia sedikit menggigil.

... ya nih cewek gitu lah.

Masokis gendeng.

Mungkin penampilannya cantik pendiam, tapi di mataku dia cuman cewek cabul.

“baiklah, kazuma. Aku mungkin... gak, aku pasti bakal nyusahin kamu, jadi jangan ditahan marahin aku terus – terusan. Tolong jaga aku mulai sekarang.”

‘Archpriest’ dengan segala macam mantra penyembuhan, ‘Archwizard’ dengan sihir terkuat.

Dan ‘Crusader’ pertahanan baja.

Kedengarannya formasi kelewat sempurna, tapi rasanya kok bakal berat gini ya?


Bagian 5



Levelku sekarang 6.

Itu berarti kemarin aku ‘level-up’ dua kali saat quest kubis.

Aku hanya menangkap dan gak mengalahkannya, jadi kenapa levelku naik?

Trus kenapa kubis Exp-nya gede amat?

masalah yang bisa di komen kebanyakan, jadi aku abaikan karena itu nyusahin.

Satu kubis harganya 10.000 eris. Hadiahnya begitu besar karena memakan kubis segar memberimu Exp.

[TL note : btw Exp itu singkatan Experience, Experience points]

Artinya petualang kaya bisa kuat dengan hanya makan sayur.

Dengan kenaikan level, naik juga SP-ku.

Dan untuk fenomena aneh yang biasanya terjadi pas karakter utama levelnya udah gede di game RPG... aku mungkin gak bakal bisa tidur kalo kebanyakan mikirin itu, jadi aku abaikan.

Sekali lagi kutegaskan, kau bakal kesel - kesel sendiri kayak orang gila kalo mikirin hal gak penting.

SP-ku sekarang 2.

Aku meminta tolong penyihir dan ahli pedang yang kutemui untuk mengajariku ‘one-handed sword’ dan ‘basic spell’.

Setiap skill harganya satu poin.

‘one-handed sword’ menaikkan kemahiranku dengan pedang satu tangan.

Keahlian berpedangku kini sekelas dengan orang normal.

Meski aku kehabisan poin, tapi aku memang selalu pengen bisa pedang dan tentu, sihir.

Siapapun pastinya pengen make sihir di dunia sihir kan?

Dengan ‘basic spell’ aku bisa memakai mantra elemen, seperti api, air, bumi, dan udara, meski cuman mantra sederhana.

Btw, mantra dasar ini gak bisa dibuat nyerang, jadi kebanyakan penyihir bakal hemat SP dan lompat langsung ke mantra menengah.

Tapi butuh 10 SP buat belajar mantra menengah.

Karena perlu poin sebanyak itu, aku nyerah aja, lagian status sihirku jelek juga sih..

Ada beberapa orang yang lahir dengan SP, yang sebenarnya memang tergantung bakat.

Untuk mereka yang bertalenta sampai – sampai mampu mengambil job kelas atas langsung dari awal, gak aneh kalau mereka punya lusinan SP dari awal.

Abaikan Aqua, megumin dan Darkness mungkin memiliki hak istimewa ini dari awal.

Tapi sebaliknya, SP-ku 0 pas aku level 1.

... aku bakal depresi kalo terusan mikirin gituan, jadi mungkin ini waktunya berhenti.

Setelah belajar skill aku semakin terlihat seperti petualang.

Yang kurang hanya peralatan pantas.

Aku akan memakai pakaian dunia ini kadang – kadang. Tapi ‘equipment’-ku sekarang cuman baju olahraga dan pedang pendekku.

Aku juga pengen armor meski itu cuman armor kulit.

Jadi,

“... kenapa aku kudu ngikut belanja bareng lu?”

Kubawa si tukang komplain Aqua ke toko Armor.

“gak, kau juga harus cari peralatan juga. Mungkin aku Cuma punya baju Olahraga, tapi kau sama juga kan? perlengkapanmu cuma selendang tipis itu doang kan?”

Aqua berpakaian seperti saat pertama kali kami datang ke dunia ini.

Selendang ungu muda tipis menghias rambut dan mata biru laut Aqua. Itu satu – satunya ‘equipment’ yang ia pakai di atas bajunya.

Setelah ganti ke piyama, dia akan menggunakan air seember untuk mencuci selendangnya. Aku juga pernah melihatnya menjemur selendang itu bersama jerami kuda.

Aqua menjawab dengan kaget :

“jangan bodoh gitu lah- mungkin lu udah lupa kalo aku itu dewi! Selendang ini benda keramat! Bisa nahan status abnormal dan daya tahannya gede. Dimantrai dengan segala macem sihir, pusaka penting! Gak ada perlengkapan yang lebih bagus dari nih selendang!”

Aku pengen ngomong jangan suka jemur nih barang bareng jerami.

“oh bagus dong. Kalo kita gak punya uang lagi nanti kita gadai’in yah... oh armor dada ini kelihatannya bagus, meski terbuat dari kulit.”

“ka, kazuma, lu becanda kan? Nih selendang satu – satunya bukti kedewianku! Lu, lu gak bakal ngejual ini kan? Neh? Gak, gak bakal aku biarin!”


Bagian 6



“... Ooo, aku hampir gak bisa ngenalin kamu.”

“woah~ kazuma akhirnya keliatan kayak petualang”

Saat Aku sampai di tempat pertemuan biasanya yaitu guild petualang, Darkness dan megumin langsung menanggapi pakaianku.

Kalo aku gak kayak petualang sebelumnya, jadi apa aku kayak karakter aneh? ... aku pengen tau.

Sekarang, aku menggunakan pakaian dunia ini, dengan armor kulit di dada, gauntlet besi, dan pelindung kaki.

Aqua ngeluh tentang baju olahragaku bentrok sama latar dunia fantasi, jadi aku beli pakaian baru beberapa hari yang lalu.

Aku pernah diberitahu bakal lebih mudah kalo ngebiarin satu tangan buat skill sihir.

Bahkan jika itu cuman mantra dasar, aku masih belajar sihir, jadi aku abaikan tameng dan pake pedang satu sisi biar kayak penyihir berpedang gitu.

Kuhabiskan setengah uang yang kudapat dari chris, tapi sisanya masih cukup buat hidup seminggu dua minggu.

Berhubung aku baru belajar skill dan beli perlengkapan, aku pengen nyoba quest.

Kuajak yang lainnya, Darkness mengangguk setuju.

“sekarangkan musim kawinnya kodok raksasa, trus mereka banyak di sekitar kota, gimana kal-“

“jangan kodok!” x2

Darkness langsung ditolak Aqua dan Megumin.

“.. eh? Kenapa? Kodok takut pedang dan gampang dikalahin, satu – satunya serangannya hanya sambaran lidah untuk mangsanya. Dagingnya bisa dijual. Katanya sih, kamu bisa dimakan kalau ‘equipment’-mu lemah, tapi karena kodok gak suka besi, kazuma harusnya aman sama perlengkapannya sekarang. Aku akan ngelindungin Aqua sama Megumin.”

“eh... mereka berdua pernah dimakan kodok kemarin, jadi mereka punya trauma gitu. Mereka masuk kepala duluan sekali telen, trus banyak lendirnya, jadi mau bagaimana lagi ya? Ayo cari quest lain.”

Wajah darkness memerah untuk beberapa alasan saat mendengar penjelasanku.

“masuk kepala duluan sekali telen... banyak lendirnya..”

“...lu kerangsang?”

“gak”

Darkness memalingkan muka saat menjawab dengan wajah merahnya, membuatku gelisah.

Apa dia bakal ke kodok sendirian kalo aku gak ngeliat?

“abaikan quest kubis, ini quest pertama party kita. Ayo kita ambil yang gampang dulu.”

Megumin dan Darkness pergi ke papan Quest setelah mendengar arahanku.

Aqua terlihat memandang rendah padaku setelah dengar perkataanku.

“dasar lu hikiNEET pojokan...cuman kazuma yang jobnya jelek, jadi aku paham kenapa kazuma ati – ati, tapi termasuk aku semuanya punya job puncak! Harusnya kitakan ngambil quest sulit terus dapet uang gede lalu leveling sampe gila dan ngancurin raja iblis dengan gampangnya! Itu kenapa, kita kudu ngambil Quest gede!”

...

“... aku beneran males ngomong gini... tapi sebenernya lu belum ada gunanya”

“!”

Aqua gelagapan dengan jawabanku.

Kuabaikan dan terus kulanjut :

“biasanya, kau akan memberiku kemampuan hebat atau perlengkapan gitu, biar aku bisa hidup nyantai tanpa khawatir. Aku tau ini cuman promo gratisan dari dewa, jadi aku gak ngeluh. Aku dulu dibutain emosi, tapi ngambil elu ketimbang ‘ability’ beneran salahku! kau sekarang kan gantinya tuh ‘ability’, tapi apaan nih? Napa lu gak seberguna ability kayak gituan? Pernah ada gunanya gak? Dulu lu sok hebat sok pede, tapi sampe sekarang belum pernah ada gunanya, dasar mantan entah gak tau aku.”

“ugh... gak, aku bukan mantan, erm... secara prinsip, aku masih dewi...”

Aqua menunduk tapi masih menjawab debatanku, dan suaraku makin keras.

“dewi! Apaan kerjaannya dewi? Ngarahin si pahlawan buat ngalahin raja iblis, dan nyegel raja iblis pas pahlawan masih lemah atau gak sanggup ngelawan! Trus apaan yang lu lakuin pas ngeburu kubis? Lu emang dapet banyak, tapi muter – muter gara – gara kubis trus nyalahin lantainya kan? Bahkan sayuran bisa bikin lu nangis, lu beneran dewi kah? Lebeneran berhak manggil diri lu dewi kah? Yang bisa lu lakuin cuman dimakan kodok sama mainin trik pesta!.”

“wah, wahhhhh!!!”

Melihat aqua menutup mukanya di meja kala menangis sekeras mungkin, membuatku puas karena dia tadi ngerendahin aku.

Tapi aqua belum mau nyerah.

Dia angkat muka dan menyanggah dengan sombongnya.

“po, pokoknya aku ada gunanya, kayak mantra penyembuhan, atau mantra penyembuhan, dan mantra penyembuhan! Apaan, lu cuman hikiNEET! Kalo lu cuman main – main lu kira berapa lama lu bisa ngalahin raja iblis? Kalo gak terima ngomong!”

Aqua mengangkat kepalanya dan menatap bengis mataku dengan mata penung linangan.

Aku menyeringai.

“aku gamer pro yang gak pernah masuk sekolah, lu kira aku gak punya sanggahan buat situasi kayak gini?”

“lu gamer pro?”

“... kedengerannya bagusan gini. Denger aqua. Aku gak punya kekuatan spesial seperti karakter utama di cerita. Tapi aku punya pengetahuan dari bumi. Jadi aku bakal ngebuat barang duniaku yang gampang – gampang dan gak ada di dunia ini. Pikirin coba, ‘luck’-ku tinggi amat sampe-sampe mbak kasir bilang aku harus jadi pedagang. Jadi mungkin aku gak perlu repot – repot maksa diri sendiri jadi petualang, tapi nyari jalan lain. Bakal gampangan ngedapetin Exp kalo aku kaya raya kan? Banyak bahan yang bisa ngebuat lu jadi kuat dengan Cuma dimakan kayak tuh kubis.”

Orang kiriman lain punya pengetahuan yang sama denganku, namun bedanya mereka punya ‘cheat item’ dari para dewa.

Mereka gak bakal ngelakuin hal nyusahin kayak jadi pedagang, dan hidup enak pakek jalan dasar yaitu dari Quest.

Maksudku adalah sulit mendapatkan uang jika aku menjadi petualang.

Yang pernah kuambil hanya quest kodok dan kubis, tapi dilihat dari hadiah quest lain, uangnya terlalu murah dan gak setara dengan perjuangannya.

Kurasa harga nyawa di dunia ini kelewat rendah.

Mungkin aku pernah ngomongin soal ngalahin raja iblis, tapi jujur, aku udah nyerah. Itu kenapa sekarang aku bingung jalan termudah nyari uang.

“gitulah, jadi bantuin mikir! Cari bisnis yang gampang! Trus ajarin aku satu – satunya kehebatanmu yaitu sihir penyembuhan! Aku akan mempelajari mantra penyembuh pas udah punya poin!”

“gak! Aku gak bakal ngajarin lu sihir penyembuhan! Gak akan! Jangan nyuri alasan aku ada! Lu gak bakal kenapa – napa kalo ada aku! No, aku gak mau!”

Setelah itu, aqua meletakkan lagi kepalanya di meja, menangis karena aku gak boleh ngambil alasan keberadaannya.

Pada saat ini, Megumin dan Darkness kembali.

“... kalian sedang apa? ... daya serang mulut kazuma gede amat, kalo kau gak nahan dan ngeluarin semuanya, semua cewek bakal nangis kan!”

“iya, kalau kazuma kebanyakan stress.. aku bisa gantiin aqua terus nahan omelanmu, jadi cereweti aku terusan, jangan ditahan... sebagai ‘Crusader’, menderita untuk sesama itu pekerjaan.”

Keduanya menemani aqua yang menangis di bangku.

Sepertinya Aqua tau ia pusat perhatian kawan – kawannya. ia sedikit sedikit ngintip dari sela jarinya, kok kesel yah?

“biarin aja tuh orang. Tapi...”

Kulirik tubuh darkness.

“... mbak darkness, kau tipe yang terlihat lebih kurus saat memakai armor yah?...”

Darkness memakai rok paha hitam dan tank top dengan boot kulit.

Dengan pedang besarnya di belakang, ia lebih terlihat seperti ‘swordswoman’ dibanding kesatria salib.

Kemarin ia dikepung monster saat quest kubis, jadi armornya sekarang diperbaiki.

Aku menjadi sangat sopan di depan darkness yang memakai pakaian mini.

Figurnya begitu ‘wah’ dan tidak terlalu kurus.

Simpelnya sih, sexy

Dan dengan megumin disisinya, itu menonjolkan bentuk dan ukuran tubuhnya.

aku hanya bisa berpikir lain, selain wajahnya cantik tubuhnya juga indah, mungkin aku bisa menutup mata pada kelainannya...

“...hmm? maksudmu ‘apa kau mencoba menggoda lelaki dengan tubuhmu dasar babi!’ gitu kan?”

“gak”

Ku pandangi Aqua dan megumin.

... kupastikan sekali lagi bahwa tidak peduli secantik apapun orang itu, yang paling penting adalah kepribadian.

Megumin berbicara :

“hey, apa maksud tatapanmu itu, coba kita dengerin!”

“gak ada, aku Cuma seneng aku bukan lolicon.”

[TL note : lolicon = orang suka loli, kurang jelas? Google mas]

“klan iblis merah akan menerima tantangan apapun, bagus ayo kita langsung selesaikan di luar.”

Megumin menarik dengan keras lengan bajuku, hendak membawaku keluar guild.

“kembali ke topik, gimana kalo quest yang bisa buat Aqua naik level?”

Darkness bertanya :

“maksudnya? Emang ada quest gituan?”

Untuk aqua, semua skill yang ia butuhkan sudah dipelajari dari awal, jadi sebenarnya gak ada alasan untuknya menaikkan level.

“normalnya sih susah buat ‘priest’ untuk level up. Lagian mereka gak punya serangan langsung. Mereka gak bisa tarung di garis depan seperti kesatria atau mengalahkan musuhnya dengan sihir kuat. Jadi monster terbaik buat priest itu ya ‘undead’. Mayat hidup adalah jenis yang berlawanan dengan kemampuan dari dewa. Kekuatan dari dewa akan bereaksi sebaliknya pada mereka. Gunakan sihir penyembuh maka tubuh mereka akan hancur.”

Ah, aku pernah denger yang kayak gitu.

Ini pengetahuan umum di kebanyakan game.

Sihir penyembuhan berdampak sama seperti serangan pada ‘undead’.

Tapi dewi gak guna ini gak bakal ada gunanya bahkan jika naik level.

... eh aku dapet inspirasi.

Saat aku naik level, statusku naik juga.

Gimana kalo aqua?

Si somplak yang pura – pura nangis sambil ngintip dari sela jari bakal jadi pinteran dikit kalo naik level, ini cara terbaik buat nambah potensi tempur party.

“ya, kedengerannya itu bagus. Masalahnya armormu belum selesai kan darkness...?”

Darkness menyilang tangannya dan menjawab dengan jelas :

“aku sih gakpapa. Skill defensif penuhku bukan hanya pajangan. Bahkan tanpa armor, aku berani bilang tubuhku lebih keras dari adamantoise. Juga enakan kalo dipukul tanpa armor.”

“... barusan lu bilang enak kalo dipukul.”

“gak”

“iya, ngomong loh.”

[TL note : Adamantoise = kura - kura di final fantasy]

“enggak- .... sekarang hanya masalah aqua mau atau tidak”

Darkness melihat Aqua yang masih menelungkupkan kepalanya di meja.

“hey, sampai kapan kau akan menangis? Ikut ngomonglah, kami mikirin levelmu loh...”

Aku mendekat lalu memukul – mukul bahu aqua ...

... tapi aku baru nyadar.

“....zzzZZZzz...”

Aqua capek nangis dan sekarang tidur.

Nih dewi balita apa?


Bagian 7



Di bukit jauh dari kota.

Ada pemakaman umum untuk mereka yang miskin dan tunawisma.

Mayat dikubur di dunia ini.

Lubang akan digali dan digunakan sebagai makam dengan menutupinya dengan tanah.

Quest kami hari ini adalah membersihkan monster ‘undead’ atau mayat hidup yang muncul di sekitar kuburan.

Sudah mulai petang.

Kami membangun tenda di dekat pemakaman dan menunggu hingga malam.

“tunggu dulu kazuma, aku melihat daging ini lebih dulu! Ini sayur mayur di sisi ini sudah matang jadi makan yang ini saja!”

“setelah perburuan kubis, aku gak nafsu lagi sama sayur. Aku takut sayurnya terbang pas aku tusuk.”

Kami siapkan sajian panas di tempat yang agak jauh dari kuburan itu, ‘barbecue’-an sambil nunggu malam.

[TL note, BBQ / barbeque = di Indo sama aja kayak bakar2an atau nyate bareng, hanya saja biasanya ada sayur dan gak cuman daging. Terserahlah, sama gitulah prinsipnya]

Kami berleha – leha dulu meski ini quest berburu, karena targetnya cuman keroco yang disebut Zombie maker.

Itu roh jahat yang mengendalikan mayat, merasuki mayat dengan kualitas tertinggi sementara mengendalikan beberapa antek zombie-nya.

Karena katanya monster ini dapat dikalahkan oleh party pemula, jadi kami mengambilnya.

Jadi meski Darkness tidak memakai armornya, itu gak bakal bahaya untuknya.

Sehabis makan, aku taburkan bubuk kopi kedalam mug, beri air dengan ‘create water’ dan panaskan dengan ‘tinder’.

Ini sihir dasar yang kupelajari penyihir yang kukenal saat perang kubis.

Seperti namanya, ‘tinder’ adalah mantra untuk menghidupkan api dan gak berbahaya.

Tapi ini mantra penting pengganti korek bagiku.

Megumin memandangiku bingung lalu menyodorkan cangkirnya.

“... maap, kasih aku air sedikit. Kukira kazuma lebih mahir menggunakan sihir dariku. Sebenarnya tak ada yang menggunakan sihir dasar, tapi kau membuatnya terlihat berguna.

Kurapal ‘create water’ ke cangkir megumin.

“eh gitu? Bukannya emang gini cara memakai sihir dasar? Oh iya, ‘create earth’... eh, nih mantra buat apa sih?”

Ku tunjukkan tanah berdebu di tanganku kepada megumin.

Ada beberapa sihir elemen dasar, tapi aku gak tau cara gunain sihir elemen bumi ini.

“yah.. tumbuhan yang tumbuh dari tanah sihir kualitasnya bagus... begitu”

Setelah mendengar penjelasan megumin, si Aqua terbahak – bahak di sampingku.

“apa, kazuma pengen ngebajak sawah? Lu ganti job jadi ‘farmer’? pake aja ‘create water’ buat nyiram! Job ini cocok amat sama lu, puhehe!”

Kutatap aqua dengan tangan kanan lalu kuangkat tangan kiriku.

“’windbreath’!”

“pu he ahh!! Mataku!”

Semburan angin meniup debu ditanganku ke wajah aqua, si dewi guling – guling di tanah setelah matanya kemasukan pasir.

“... pahamlah, jadi gitu caranya make nih mantra.”

“salah! Orang normal gak akan make itu gitu! Dan kenapa bisa kau memakai sihir dasar lebih baik dari penyihir!”


Bagian 8



“... mulai dingin. Neh, kazuma, quest kita itu ngalahin zombie maker kan? Aku punya perasaan disini gak ada keroco, tapi ‘undead’ kelas berat.”

Malam sudah menyelimuti dan bulan telah terangkat.

Aqua tiba – tiba berujar.

“... hey, jangan ngomong sembarangan gitu, gimana kalo jadi beneran? Quest kita ngalahin si zombie maker terus balikin zombie hasilnya ke abu. Lalu kita bisa pulang ke kandang dan tidur. Kita juga bakal minggat kalo ada hal aneh. Paham?”

Semuanya mengangguk dan setuju denganku.

Inilah waktunya.

Kami memasuki pemakaman dan aku memimpin karena aku telah mempelajari ‘detect enemy’ dari chris.

Ucapan Aqua membuatku khawatir, tapi nih dewi udah biasa kan ngelantur sendiri? Jadi pastinya gak bakal ada apa -apa.

.... mungkin.

... hmmm?

“apaan nih, aku merasakan keberadaan yang kuat. Pasti efek ‘detect enemy’. Musuh di depan, 1, 2...3, 4..?”

... aneh, ini terlalu banyak

Kudengar harusnya ada 2 – 3 zombie disekitar zombie maker.

Tapi ini masih dalam batas kesalahan wajar...

Saat aku memikirkan itu, cahaya biru dan putih tiba – tiba terpancar dari tengah pemakaman.

... apaan?

Cahaya biru itu terlihat jahat sekaligus penuh fantasi.

Cahaya biru yang kulihat dari kejauhan bersumber dari lingkaran sihir raksasa.

Di pinggir lingkaran tersebut berdirilah seseorang dengan jubah hitam.

“... hmmm? Sepertinya... itu bukan... zombie maker...”

Megumin mengatakannya dengan ragu.

Di samping figur berkain kelam itu terlihat beberapa bayangan melayang.

“kita maju? Bahkan jika itu bukan zombie maker, siapapun di jam segini mestinya ‘undead’. Kalo memang benar, harusnya gak ada masalah dengan ‘Archpriest’ kita.”

Darkness menghunuskan pedangnya dan gelisah untuk bertindak.

Santai coy.

Aqua melakukan hal berlebihan pada masa mencemaskan ini.

“Ah...!!!”

Aku gak ngerti aqua mikir apa pas ia nyerang si jubah hitam sambil teriak – teriak.

“bentar! Eh, bentaran!”

Aqua yang maju mengabaikanku dan tergesa menuju tokoh itu, dengan menunjukinya.

“beraninya kau datang kesini ‘Lich’! aku abisin lu!”

Lich.

Sebanding dengan Vampir, mereka undead kelas puncak.

Penyihir level tinggi bisa saja membuang tubuh fana mereka menggunakan seni magis dan menjadi kekekalan yang kerap disebut tuan penjinak kematian.

Berbeda dengan monster mayat yang bangun oleh dendam menusuk, mereka memutar aturan kehidupan dan menjadi keberadaan yang menantang dewa.

Monster kuat setingkat boss terakhir...

“stop, stop-! Siapa kamu? Darimana kamu datang dan kenapa kamu menghancurkan lingkaran sihirku? Stop! Tolong hentikan!”

“berisik ah, mingkem ‘undead’! pasti lu pengen gunain nih lingkaran aneh buat tujuan mencurigakan, bakal aku injek – injek!”

Si monster kuat memeluk pinggang aqua sambil menangis, mencoba menghentikan injakannya di lingkaran sihir.




Keroco disekitar lich gak mencoba menghentikan orang bergumul, dan hanya berdiri melihat dengan kosong.

... eh- gimana nih.

Btw, dia gak keliatan kayak zombie maker.

Aqua ngomong orang yang melukin dia itu lich. Tapi gimana pun aku ngeliatnya, dia kayak orang numpang lewat tapi digebukin preman.

“stop-! Tolong hentikan-! Lingkaran sihir ini digunakan untuk mengirim roh penasaran ke surga! Liat, rohnya jalan dari lingkaran sihir keatas kan?”

Seperti penuturan si lich, banyak asap asap putih kebiruan tertarik ke lingkaran lalu mendaki keatas bersama cahaya lingkaran sihir.”

“lu kelewatan sombong buat ukuran lich! ‘Archpriest’ kayak aku yang bakal ngelakuin kebajikan kayak gitu, jadi sekarang minggat! Lu kelamaan, nih liat bakal aku suciin nih pemakaman sekalian bareng lu!”

“eh? Tunggu, stop!”

Si lich menjadi panik saat mendengar seruan aqua.

Tapi aqua mengabaikannya, melebarkan tangan dan berteriak.

“’Turn undead’!”

Cahaya putih mengelilingi seluruh pemakaman dengan aqua sebagai pusat.

Sinarnya tampak seperti keluar dari tubuh aqua dan para zombie di sekitar lich itu menghilang saat cahaya itu menyentuhnya.

Sama juga dengan para roh yang terkumpul dalam lingkaran sihir lich, mereka hilang kala terlanda cahaya aqua. Si lich juga terpanggang dalam pancaran putih itu...

“hyaaa-! Tu, tubuhku memudar? Stop, badanku menghilang! Aku akan tersucikan!!”

“hahahahaha, lich bodoh! Keberadaanmu melawan aturan alam, mayat yang melawan jalan dewa! Menghilang, takluklah dalam tangan ini!”



“eh, berenti.”

Aku berdiri dibelakangnya dan menggetok belakang kepalanya dengan pegangan pedangku.

“...! ittai-! Ngapain lu mukul – mukul!?”

Konsentrasinya mungkin hilang pas aku getok kepalanya, sekarang ia gak mancarin cahaya lagi. Dia memegangi kepalanya dan memarahiku dengan mata basah.

Darkness dan megumin datang kesini juga sekarang. Kuabaikan si Aqua dan berbicara pada lich yang gemetaran saat menggulung dirinya seperti bola :

“hey, kau gak apa – apa? Erm... boleh aku manggil lich?”

Kalo dilihat – lihat ujung kaki lich sudah menjadi tembus pandang dan hampir menghilang.

Sedikit – demi sedikit kakinya mulai terlihat, dan si lich berdiri dengan goyah dan mata penuh air.

“a, a, aku baik – baik saja... terim, terimakasih telah menolongku dari krisis ini...! erm, kau benar, aku lich, namaku wiz.”

Setelah itu, ia lepas tudung yang ia kenakan. Yang tersibak dibawah cahaya bulan adalah wanita cantik berambut coklat yang kira – kira berumur 20 tahunan.

Kukira lich mukanya tulang – tulang gitu.

Wiz menggunakan jubah hitam layaknya penyihir jahat.

“eh.. wiz? Apa yang kau lakukan di pemakaman ini? Kau bilang hendak mengembalikan roh ke surga, aku gak ada keinginan setuju dengan aqua, tapi itu bukan pekerjaan lich, kan?”

“lu ngapain kazuma! Nanti lu kena kontaminasi dan langsung jadi mayat kalo ngomong sama nih ‘undead’ busuk! Biarin aku ‘turn undead’ tuh mayat!”

Aqua sangat terganggu saat mendengar pembicaraanku, dan hendak melepas mantra pada wiz.

Wiz sembunyi di belakangku dengan wajah terganggu dan ketakutan :

“ka, karena.. seperti yang bisa kamu lihat, aku lich, ratu dari mayat hidup. Sebagai penguasanya, aku bisa mendengar jiwa penasaran yang tersesat. Kebanyakan roh di pemakaman ini tidak punya uang dan tidak dikuburkan dengan baik, jadi mereka tidak bisa pergi ke akhirat dan berkeliaran disini setiap malam. Karena aku tuannya, aku akan datang secara berkala dan mengirim mereka pada jalan-Nya.”

... aku terharu.

Nih orang baik bener.

Selain mbak kasir, dia adalah orang normal pertama yang aku temui semenjak masuk ke dunia ini.

Ah, meski dia sebenernya bukan orang.

“itu adalah hal bagus, tapi... meskipun aku bukan aqua, bukankah lebih baik kau serahkan masalah ini pada para pendeta di kota?”

Menanggapi pertanyaanku, wiz ragu buka mulut sementara ia mengintip aqua yang kesal, dan akhirnya berkata :

“ka, karena... pendeta di kota matre... eh, tida-, maksudku... upacara untuk yang tak memiliki uang akan terus ditunda... sesuatu seperti itu...”

Mungkin sulit mengatakannya di hadapan pendeta suci, aqua.

“maksudmu pendeta di kota cuman orang matre mata duitan. Kuburan umum yang isinya orang – orang kismin di abaikan gitu kan?”



“ya... yah, seperti itu...”

Semuanya melirik aqua dengan sepi, sementara aqua sendiri membuang tatapannya.

“kalu begitu mau bagaimana lagi? Tapi bisa gak kamu jangan ngidupin zombienya? Kami disini karena misi ngalahin zombie maker.”

Wiz kesusahan oleh pernyataanku.

“ah... begitu... tapi aku tidak menghidupkan mereka, mayat yang masih utuh akan dengan sendirinya bangkit karena sihirku setiap aku datang... erm, aku tidak akan punya alasan kemari jika para roh dapat kembali ke surga... jadi.. bagaimana caranya ya?”


Bagian 9



Kami pergi dari pemakaman dan berjalan pulang ke kota.

“aku gak terima!”

Aqua masih menggerutu.

Sudah hampir subuh.

“gimana lagi? Tuh perempuan baik amat, gak tega juga kan kalo harus ngebunuh dia?”

Kami memilih membiarkan lich itu pergi.

Juga, kami sepakat bahwa sekarang si malas harus menyucikan kuburan itu berkala.

Untungnya, gak peduli sesomplak apapun aqua, dia masih dewi. Dia ngerti kalo nyuci’in ‘undead’ dan roh itu kerjaanya.

Tapi dia marah – marah karena jam tidurnya bakal ngurang.

Untuk megumin dan darkness yang tidak ingin ngelepas monster, mereka setuju pas denger wiz gak pernah nyerang orang.

Kulihat kertas pemberian wiz, dan berujar :

“tapi ada lich hidup di kota, keamanan nih kota jebol bener”

Kertas itu memiliki catatan alamat wiz.

Lich itu nampaknya hidup normal di kota.

Dia bahkan bilang kalo dia punya toko barang magis kecil.

Aku memberitahunya soal pandanganku tantang lich yang hidup di dungeon, dia sontak menjawab kalo disana gak enak dan gak ada alasan buat dia hidup di tempat kayak gitu.

Gak, lich juga pernah jadi manusia, jadi aku mengerti maksudnya.

Sebenarnya aku udah ngerti, tapi mimpiku tentang dunia fantasi ngilang pas masuk nih dunia.

Ini bukan dunia lain yang aku harapin.

“beruntunglah semuanya baik – baik aja. Bahkan dengan aqua, musuh kita masih lich. Kalo kita tarung, kazuma dan aku mestinya udah mati.

Megumin mengatakannya tanpa ragu, itu membuatku bingung.

“eh, lich sebahaya itu? beneran Itu bakal jadi sulit?”

“akan sulitan dari itu! Lich punya pertahanan sihir tinggi, gak ada yang bisa ngelukain dia kecuali senjata yang diberkahi. Bisa ngasih status abnormal hanya dengan nyentuh. Nyedot nyawa dan mana, monster abadi legendaris. Justru yang ngagetkan itu ‘turn undead’ aqua yang memiliki efek seperti itu di mahluk sekuat itu.”

Merinding coy.

Tapi bener, dia ratunya ‘undead’ juga lagian.

Pas aku denger dia mau ngajarin aku skill-nya lich, aku ambil kartu namanya dengan riang... pas aku dateng buat belajar, aku harus bawa aqua.

“kazuma, kasih aku kartu namanya. Bakal aku kasih tembok suci rumah tuh lich biar nangis.”

“jangan digangguin...”

Kayaknya lebih baik gak aku bawa...

Pas kami mikirin soal itu, darkness bertanya pelan :

“terus, gimana quest ngalahin zombie maker-nya?”

“ah.” x3

Quest gagal.




TL note :

Chuunibyou
Berasal dari kata ‘chuuni’ (kelas 8 smp) dan ‘byou’ (penyakit / sindrom)
Sebenarnya ini bukan penyakit tapi cuman kecenderungan anak pada umur segitu menjadi terobsesi pada sesuatu. Dikatakan ‘byou’ atau sindrom karena yah.. biasanya pemiliknya terobsesi berlebihan pada hal itu kayak anak kelas 8. Yah ini sih normal – normal aja sih, kalo di indo biasa disebut ‘4l4y’ tapi beda dengan alay, chuunibyou cenderung orientasinya ke ‘kekerenan’, bukan gaya – gaya. Eh? Kayaknya sama yah? Seterahlah itu juga tergantung selera pengidap kan?


Inti dari bacot si TL adalah.... chuunibyou itu bukan penyakit, melainkan kondisi pemikiran atau psikologi. ... tidak patrik chuuni juga bukan gangguan mental, alay juga bukan.


- Copyright © it's "FanFic" madafaka - Powered by Blogger - Designed by Template Maker -